Ijinkan saya, Yerri yang kemudian akan disebut "aku" dalam cerita ini sedikit berbagi.

Tanggal dimana neng dan mamih sedang liburan ke Korea, dalam rangka hadiah sidang sarjana dari papah. "Mamih neng mah betah di Korea, pengen tinggal di sini". Yup, cerita berawal dari sini.

Dunia mempertemukan kami. Kami berkenalan. Hobi, cita-cita, visi hidup dan pandangan berkeluarga merupakan topik obrolan pertama kami. Tak perlu waktu lama, kemudian ada satu pernyataan dan pertanyaan ingin kusampaikan "Hey rin, aku kayanya ga ada waktu kalau untuk main main. Gimana kalau kita kenalan untuk kedepannya lebih serius? kalau cocok lanjut, kalau kurang cocok, kenal kamu juga udah bersyukur ko". Beruntungnya aku saat itu Sabrina mengiyakan, karena menurut info A1 (agen terpercaya) dengar dengar sebelumnya banyak yang mencoba mendekati, berkenalan hanya untuk sekedar berteman akan tetapi neng tolak.

Akhirnya kami bertemu untuk pertama kalinya di Indonesia, lebih tepatnya di depan salah satu Indomaret di Subang. Untuk bagian di hari ini, biarkan hanya aku dan Allah yang tahu :) inti dari pertemuan itu: Sabrina adalah orang yang sangaaaaaaaaaatt baik, cantik, dan anggun.

Setelah dirasa cocok menurut pandangan masing masing, kami memutuskan untuk datang langsung menemui orang tua neng, hehe. Saat itu aku sangat kaku seperti kanebo kering. Kami berkenalan, papah neng berkata "silahkan berteman ...". Dalam hati sedikit sedih karena bukan itu maksud dari kedatanganku. Kemudian kuberanikan diri ini dan berkata "Bapa, mamih mohon maaf sebeluuumnya jika Yerri lancang. Maksud kedatangan Yerri kesini bukan hanya ingin berteman. Yerri ingin mengenal neng dan keluarga lebih dekat, dan jika semuanya berjalan baik serta keluarga neng juga merestui.. kami ingin ke jenjang yang lebih serius". Kurang lebih seperti itulah percakapan kami di pagi itu hehe. Satu kalimat yang membuat aku senang saat itu ialah "Baik nak, bapa restui. Semoga kamu bisa menjadi bagian dari keluarga kami". Sepotong kalimat restu dan doa.


Tak terasa waktu liburan idul fitri ku sudah mencapai akhir, dua hari sebelum kepulanganku, aku membawa keluargaku untuk bertemu dengan keluarga neng Sabrina. Kemudian kami bertunangan beberapa hari setelah wisuda neng. Waktu demi waktu berlalu. Kami mengenal lebih dalam untuk kurang dan lebihnya dari masing masing individu. Ada banyak kecocokan dan ketidak cocokan diantara kami. Terkadang kami sepakat, terkadang kami berbeda pendapat. Meski begitu, kami memiliki visi dan pandangan yang sama mengenai hidup kedepan. Menimbang hal tersebut dan lainnya, dengan bismillah kami memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius nan suci, pernikahan.


Terima kasih sebesar besarnya kepada keluarga, teman-teman, dan orang-orang yang telah memberikan dukungan dan cinta kepada kami sepanjang perjalanan ini. Terima kasih untuk setiap saran, masukan, pembelajaran hidup, bekal dan semua hal baik yang kalian berikan kepada kami.